Seorang gadis mengalami kecelakaan yang sangat fatal di masa
kecil. Kecelakaan tersebeut menyebabkannya mengalami kelumpuhan secara total.
Ia sekarang hanya mampu berbaring di atas tempat tidur semenjak berumur kurang
lebih 19th.
Saking lamanya ia berada di tempat tidur, tubuhnya pun menjadi kurus
kering. Daging yg menempel pada tubuh pun semakin habis, sehingga tinggal
kelihatan tulang-tulangnya. Bahkan, tubuhnya kelihatan cekung-cembung, terutama
pada bagian punggungnya. Ia tidak dapat buang air besar, kecuali dengan bantuan
orang lain. Selain itu, kotoran yang ada dalam perutnya juga tidak dapat
keluar, kecuali dengan bantuan berupa alat khusus. Dahulu, ia juga pernah
memakai obat perangsang, sehingga ia dapat buang air besar dengan lancar. Akan
tetapi, sekarang ia tidak melakukannya lagi. Ibunya lah yang sekarang
membantunya untuk memperlancar buang air besar, yaitu dengan menekan bagian
perut, sehingga kotoran dapat keluar.
Ia lama sekali tidak dapat merasakan nikmatnya hidup masa remaja
yang biasanya penuh dengan kesenangan dan hura-hura. Tidak ada pesta, tidak ada
tamasya, tidak ada saling berkunjung antarkerabat, tidak ada Mall, pasar,
tempat hiburan, dan lain sebagainya. Tidak ada baginya keenangan-kesenangan
yang biasanya dilakukan oleh para gadis.
Tidak ada pula suami yang menemaninya,
tidak ada anak yang membantunya, bahkan tidak ada tubuh yang sehat dan
indah yang biasa dibanggakan oleh kaum remaja, baik puta maupun putri. Bahkan,
ia pun hanya dapat mendiami tempat tidurnya sepanjang masa. Sungguh, hal itu
laksana penjara abadi baginya, karena kelumpuhan total yang dialaminya.
Walaupun demikian, ia masih diberi kenikmatan yang besar oleh
Allah. Ia memiliki akal yang cerdas dan hati yang tegar. Hatinya sangat yakin
kepada Allah, pasrah kepada-Nya, dan ridha dengan apa yang ditakdirkan oleh
Allah kepadanya. Selain itu, ia memiliki semangat yang luar biasa untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Islam. Bahkan, dapat dikatakan bahwa ia
memiliki semangat sebanding dengan semangat seribu gadis seusianya.
Anda boleh heran dan bertanya-tanya, “Bagiamana mungkin seorang
gadis yang lumpuh seperti itu dapat berjasa besar kepada Islam?” Hal iyu akan
saya beritahukan kepada Anda. Salah seorang kerabatnya bercerita kepada saya
seperti ini:
Ia membuka pintunya untuk siapa saja. Ia persilahkan siapapun
tanpa kecuali, baik yg ia kenal maupun tidakn, baik pribadi maupun instansi, ia
persilahkan untuk mengunjunginya dan mengambil pelajaran dari apa yang
dialaminya. Lalu, ia menyampaikan sebuah ceramah bijak yang sangat menyentuh
hati dengan untaian bahasa yg indah. Ceramah itulah _dengan izin Allah_ menjadi sebab banyak orang bertobat dan
mendapatkan petunjuk dari Allah serta menjadikan orang sadar untuk tidak
menyia-nyiakan nikmat besar yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka.
Ia membuka rumahnya dan dijadikan semacam lembaga penyalur
bantuan, baik yang berupa barang maupun uang. Kemudian disalurkannya kepada
keluarga-keluarga yg tidak mampu. Dan ternyata orang-orang sangat antusias
untuk menyalurkan bantuan lewat lembaga yang dikelilanya, sehingga isrtri dari
saudaranya (ipar) pernah berkata, “Meskipun
rumahnya terbilang besar, tapi saya tidak mendapatkan tempat kosong untuk saya
lalui, karena banyaknya bantuan yang mengalir dari masyarakat"
Ia membuat semacam kuis setiap bulannya yang disusun bersama
sebuah kaset atau buku kecil yang ia bagikan bersama sembako untuk para
keluarga yang tidak mampu. Ia berkata,
“Saya ingin memberikan dua nutrisi sekaligus, yaitu nutrisi jasmani dan nutrisi
rohani”
Adapun cara dia membuat kuis _padahal
ia lumpuh_ adalah dengan cara meminta kepada pembantu wanitanya untuk
memutar sebuah kaset, lalu kaset tersebut ia dengarkan dengan seksama. Setalah
itu, ia mempersiapkan beberapa pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya.
Kemudian meminta tolong kapada istri dari saudaranya (ipar) untuk menuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut pada selembar kertas. Ia melakukan seperti ini
pula pada buku-buku kecil yang dimilikinya, dengan bantuan iparnya pula
.
.
Salah seorang keluarganya bercerita, “Dia sendirilah yang mendanai dan membagikan kuis tersebut. Saya
sendiri juga heran, padahal sebenarnya saya telah mencari seorang anggota
keluarga yg membantunya untuk mempersiapkan kuis tersebut. Akan tetapi, ia
menolaknya dengan alasan tidak mau merepotkan dan tidak mau mengganggu
kesibukan mereka. Hanya dengan kursi inilah ia menyiapkan dan memimpin kuis
yang ia adakan sendiri”
Adapun telepon genggam, maka ia pergunkan sebagai alat utama untuk
berdakwah. Memang, ia mengalami kesulitan yan sangat besar untuk menggerakkan
tangannya memegang handphone, karena kelumpuhan yang di deritanya. Walaupun
demikian, ia rela menahan rasa sakitnya, demi melayani masyarakat dan
memberikan yang terbaik untuk dakwah Islam. Telah tersebar luas di kalangan
masyarakat bahwa jika ada seorang wanita yang melihat atau mengetahui
kemungkaran, lalu ia tidak berani untuk mencegahnya karena berbagai sebab, maka
ia akan melaporkannya kepada wanita lumpuh tersebut. Semisal jika ada rumah
yang digunakan sebagai tempat maksiat, atau ada perta yang disalahgunakan untuk
bermaksiat, atau bentuk-bentuk maksiat yang lain, maka ibu-ibu akan
menghubunginya untuk memberitahu kemaksiatan tersebut. Lalu, pembantunya akan
mencatat nomor yang dapat dihubungi pada tempat kemaksiatan tersebut. Kemudian
ia menghubungi nomor tersebut dan memberi nasihat dengan bahasa yang sangat
santun dan menyentuh hati, sehingga orang-orang dapat menjadi luluh dan sadar,
meskipun mereka tidak mengenalnya.
Lewat handphone pula, ia banyak menikahkan pemuda dan pemudi.
Lewat handphone pula, ia banyak membantu pihak-pihak yang bertikai. Dan lewat
handphone pulalah, ia banyak merukunkan kembali rumah tangga yang retak dan
menyelesaikan persoalan-persoalan dalam rumah tangga.
Setelah mengetahui kisah nyata diatas, bagaimana pendapat anda?
Bukankah dalam berdakwah memiliki banyak cara? Lalu, bagaimana dengan anda?
Mana semangat yang anda miliki, wahai para muslimah?!
“Ketika anak Adam (manusia) meninggal
dunia, maka putuslah amalnya (pahala amalnya), kecuali 3 hal, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya” (Shalih, H.R.
Muslim)
Dikutip dari buku "Inspirasi Dakwah Bagi Muslimah"
0 komentar:
Posting Komentar