Senin, 03 Desember 2012

Meski Lumpuh Total Seorang Gadis Masih Berdakwah


Seorang gadis mengalami kecelakaan yang sangat fatal di masa kecil. Kecelakaan tersebeut menyebabkannya mengalami kelumpuhan secara total. Ia sekarang hanya mampu berbaring di atas tempat tidur semenjak berumur kurang lebih 19th.

Saking lamanya ia berada di tempat tidur, tubuhnya pun menjadi kurus kering. Daging yg menempel pada tubuh pun semakin habis, sehingga tinggal kelihatan tulang-tulangnya. Bahkan, tubuhnya kelihatan cekung-cembung, terutama pada bagian punggungnya. Ia tidak dapat buang air besar, kecuali dengan bantuan orang lain. Selain itu, kotoran yang ada dalam perutnya juga tidak dapat keluar, kecuali dengan bantuan berupa alat khusus. Dahulu, ia juga pernah memakai obat perangsang, sehingga ia dapat buang air besar dengan lancar. Akan tetapi, sekarang ia tidak melakukannya lagi. Ibunya lah yang sekarang membantunya untuk memperlancar buang air besar, yaitu dengan menekan bagian perut, sehingga kotoran dapat keluar.

Ia lama sekali tidak dapat merasakan nikmatnya hidup masa remaja yang biasanya penuh dengan kesenangan dan hura-hura. Tidak ada pesta, tidak ada tamasya, tidak ada saling berkunjung antarkerabat, tidak ada Mall, pasar, tempat hiburan, dan lain sebagainya. Tidak ada baginya keenangan-kesenangan yang biasanya dilakukan  oleh para gadis. Tidak ada pula suami yang menemaninya,  tidak ada anak yang membantunya, bahkan tidak ada tubuh yang sehat dan indah yang biasa dibanggakan oleh kaum remaja, baik puta maupun putri. Bahkan, ia pun hanya dapat mendiami tempat tidurnya sepanjang masa. Sungguh, hal itu laksana penjara abadi baginya, karena kelumpuhan total yang dialaminya.

Walaupun demikian, ia masih diberi kenikmatan yang besar oleh Allah. Ia memiliki akal yang cerdas dan hati yang tegar. Hatinya sangat yakin kepada Allah, pasrah kepada-Nya, dan ridha dengan apa yang ditakdirkan oleh Allah kepadanya. Selain itu, ia memiliki semangat yang luar biasa untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Islam. Bahkan, dapat dikatakan bahwa ia memiliki semangat sebanding dengan semangat seribu gadis seusianya.

Anda boleh heran dan bertanya-tanya, “Bagiamana mungkin seorang gadis yang lumpuh seperti itu dapat berjasa besar kepada Islam?” Hal iyu akan saya beritahukan kepada Anda. Salah seorang kerabatnya bercerita kepada saya seperti ini:


Ia membuka pintunya untuk siapa saja. Ia persilahkan siapapun tanpa kecuali, baik yg ia kenal maupun tidakn, baik pribadi maupun instansi, ia persilahkan untuk mengunjunginya dan mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya. Lalu, ia menyampaikan sebuah ceramah bijak yang sangat menyentuh hati dengan untaian bahasa yg indah. Ceramah itulah _dengan izin Allah_ menjadi sebab banyak orang bertobat dan mendapatkan petunjuk dari Allah serta menjadikan orang sadar untuk tidak menyia-nyiakan nikmat besar yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka.

Ia membuka rumahnya dan dijadikan semacam lembaga penyalur bantuan, baik yang berupa barang maupun uang. Kemudian disalurkannya kepada keluarga-keluarga yg tidak mampu. Dan ternyata orang-orang sangat antusias untuk menyalurkan bantuan lewat lembaga yang dikelilanya, sehingga isrtri dari saudaranya (ipar) pernah berkata, “Meskipun rumahnya terbilang besar, tapi saya tidak mendapatkan tempat kosong untuk saya lalui, karena banyaknya bantuan yang mengalir dari masyarakat"

Ia membuat semacam kuis setiap bulannya yang disusun bersama sebuah kaset atau buku kecil yang ia bagikan bersama sembako untuk para keluarga yang tidak mampu. Ia berkata, “Saya ingin memberikan dua nutrisi sekaligus, yaitu nutrisi jasmani dan nutrisi rohani”

Adapun cara dia membuat kuis _padahal ia lumpuh_ adalah dengan cara meminta kepada pembantu wanitanya untuk memutar sebuah kaset, lalu kaset tersebut ia dengarkan dengan seksama. Setalah itu, ia mempersiapkan beberapa pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya. Kemudian meminta tolong kapada istri dari saudaranya (ipar) untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada selembar kertas. Ia melakukan seperti ini pula pada buku-buku kecil yang dimilikinya, dengan bantuan iparnya pula
.
Salah seorang keluarganya bercerita, “Dia sendirilah yang mendanai dan membagikan kuis tersebut. Saya sendiri juga heran, padahal sebenarnya saya telah mencari seorang anggota keluarga yg membantunya untuk mempersiapkan kuis tersebut. Akan tetapi, ia menolaknya dengan alasan tidak mau merepotkan dan tidak mau mengganggu kesibukan mereka. Hanya dengan kursi inilah ia menyiapkan dan memimpin kuis yang ia adakan sendiri”

Adapun telepon genggam, maka ia pergunkan sebagai alat utama untuk berdakwah. Memang, ia mengalami kesulitan yan sangat besar untuk menggerakkan tangannya memegang handphone, karena kelumpuhan yang di deritanya. Walaupun demikian, ia rela menahan rasa sakitnya, demi melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik untuk dakwah Islam. Telah tersebar luas di kalangan masyarakat bahwa jika ada seorang wanita yang melihat atau mengetahui kemungkaran, lalu ia tidak berani untuk mencegahnya karena berbagai sebab, maka ia akan melaporkannya kepada wanita lumpuh tersebut. Semisal jika ada rumah yang digunakan sebagai tempat maksiat, atau ada perta yang disalahgunakan untuk bermaksiat, atau bentuk-bentuk maksiat yang lain, maka ibu-ibu akan menghubunginya untuk memberitahu kemaksiatan tersebut. Lalu, pembantunya akan mencatat nomor yang dapat dihubungi pada tempat kemaksiatan tersebut. Kemudian ia menghubungi nomor tersebut dan memberi nasihat dengan bahasa yang sangat santun dan menyentuh hati, sehingga orang-orang dapat menjadi luluh dan sadar, meskipun mereka tidak mengenalnya.

Lewat handphone pula, ia banyak menikahkan pemuda dan pemudi. Lewat handphone pula, ia banyak membantu pihak-pihak yang bertikai. Dan lewat handphone pulalah, ia banyak merukunkan kembali rumah tangga yang retak dan menyelesaikan persoalan-persoalan dalam rumah tangga.

Setelah mengetahui kisah nyata diatas, bagaimana pendapat anda? Bukankah dalam berdakwah memiliki banyak cara? Lalu, bagaimana dengan anda? Mana semangat yang anda miliki, wahai para muslimah?!

“Ketika anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya (pahala amalnya), kecuali 3 hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya” (Shalih, H.R. Muslim)




 Dikutip dari buku "Inspirasi Dakwah Bagi Muslimah"

0 komentar:

Posting Komentar